Postingan

semua di akhir rindu

aku berjalan di setiap kenangan, melihat sedikit langkah yg rapuh, bayang yg menatap ke depan hempasan tangan menyapa lembut, kau berbicara selayak semua akan abadi dan tak tersisa sedikit sesal tapi pagi tak pernah menyentuh kedua tangan itu. genggam erat begitu kuat, kau terelakkan dari waktu berjalan di sela hening nafas dan nafsu bersimpuh dengan moralitas mereka, kau menghapus semua itu. digelapnya pencahayaan malam dekat hunian ini batu berbisik dengan kisah tak sampai awal tak berakhir, akhir tak berakhir meski waktu menyebutnya akhir. apakah angin akan mengingat daun yg jatuh karnanya mungkin iya mungkin tidak, tapi daun akan mengingat kenangan saat hangan dan sejuknya angin yg membuatnya terjatuh ke bumi.

Ibu.

Pagi kau terbangun. Api kau nyalakan. Radio kau sibukkan. asupan untuk keringat lelakimu. Asupan untuk otak bocahmu. Dan mereka melangkah. Sunyi. Sore kau bertamu. Sapa menyapa, mulut dan telinga. Kebun kau sapa. tumbuhan kau mandikan. daun, buah, butiran rasa kau siapkan. Dan, api menyala. Malam kau terbaring. radio, kau sibukkan. Mulut berucap kata. Peraduan mulai tiba. Radio kau sunyikan. Indahnya, selalu kemarin, susahnya selalu besok.

Beri aku

Ada kata pamit dalam setiap detik Senja itu tak abadi, dan semua semu Seperti halnya langkah besok, terbuang dan kemudian lahir jejak, apa yang ada di langkah itu.? Aku akan bercerita, ya semua harus tahu,  titik-titik tak pernah harus ada diantara kata, ketika aku mencinta, semua harus aku cinta, dan apa semua itu cinta.? Pelukan yg aku harap tak lebih dari adzan bagi kaum kafir. Selalu ada kasih diantar kisah, sejarah akan lahir antara sedih, sepi, cinta, dan nama. Beri aku waktu untuk semua yang akan terlampui lebih dari kata ''ada'' yg harus kita lihat besok, saat pagi membangunkan kita, saat malan menemani peraduan kita bercumbu.

Gairah hidup

Kamu cantik malam ini. Kelembapan, kesunyian dan nafas jadi hentian waktu, abadi. Bisikan ditelinga akan kematian tak mampu membendungnya, pun bahkan dosa.

Mimpi

Masihkah aku bermimpi, ketika ada secercah realita. kenyataan akan kehidupan, kesombongan, keangkuhan dan ego-isme. Aku dan malam selalu bersama, melihat kearah tak terarah, mendengar kesunyian yg sangat menyakitkan. Malam tak pernah melupakan aku, ketika aku butuh kesunyian, malam kau terlalu baik dalam hal ini. Suatu ketika dimalamYg penuh api, aku bertanya pada sang sunyi, bisakah aku memelukmu. Dengan sapaan angin sejuk membuatku tahu, ketika aku sedih, disitulah malam memelukku. Seperti apa masa depan sebenarnya, seperti apa besok, jika ketika kita sendiri tak percaya hari ini. seperti apa itu manusia ketika kita sendiri membenci sunyi. Aku mencintai sunyi, karna hanya sunyi yg dapat membuatku sadar akan realitas dunia, sadar akan diriku yg tak berdaya ditengan kebisingan manusia dan mesin mesin kebodohan. Ib.

Tulip tak mekar

Ketika mencoba mencinta sebuah harap, aku berlari di tengah ke gagalan, berharap sedemikian rupa, hingga lupa mencintai cinta itu sendiri. Sedemikian rupa tulip yg tak pernah mekar di hati, kala mekar tak pernah tumbuh bak burung mengepakkan sayapnya, gibran dalam kerapuhan pun, merasa sayap itu juga telah patah..

Sempatkan raga bermunajat

Kata bahagia takkan kau temui, apabila raga dan jiwamu tak pernah kau beri kesempatan untuk merasakan lelah.