Putih dan terang atas hitam dan gelap
Setiap hari aku berharap sesuatu yg sangat besar, setiap detiknya pun jatuh pecahan pecahan penyesalan, ada beberapa dari yg telah lalu yg ku sesali, dan kadang aku sendiri berpikir kenpa aku menyesal. aku biasa duduk sendiri di jendela lantai tiga depan kamarku, berpikir lepas menatap atap kota, kosong mungkin itu yg selalu aku bayangkan, terkadang akupun berpikir kenapa aku merasa ada yg tertinggal seolah ada yg harus diambil kembali. Aku suka dengan kata kata pada buku semiotika bahwa manusia adalah produk tanda, yaa memang dengan tanda kita bisa berbohong atau berdusata(red:eco) tapi apakah aku selalu menggunakan tanda pada kehidupanku sehingga aku selalu merasa aku didustakan oleh diriku yg lain. Sedikit aku harus kembali bahwa adakah 'yg kulupakan'. Aku terus duduk di depan jendela kamarku, tak ada apapun yg kan menjawab,percayalah. Namun ternyata ada diriku yg lain yg coba mencolek kembali ingatanku akan kesombonganku. Aku harus katakan sejujurnya kalau aku egois, tapi...